Assalammualaikum Warohmatuullahi
Barokatuh
*Nyari tombol lampu ^ lampu idup* Alhamdulillah.. Ni blog masih
berpenghuni (T.T)/! Kembali lagi bersama Oktari Yulika dalam acara “dunia lain”
*haha ga ding, maksudnya kembali lagi di postingan saya yang serunya ga kalah
dibandingin acara dunia lain.. aminn* Dibaca aja ya,,, pasti ngerti kok =D
Music or singing ? who love them ? Pasti ada bejibun spesies
di seluruh penjuru alam dunia maupun alam ghaib yang suka akan hal itu *iya
dong, mba kunti aja sering konser kalo malem .. huuuhh serem*. Meski dalam
aliran yang ga sama, music and singing emang salah satu alternatif untuk
relaksasi ataupun menjadi hiburan untuk diri sendiri maupun orang lain bahkan
udah menhasilkan buaanyyak rupiah.
Betewe anyway busway,. aku punya pengalaman kocak, berani,
sekaligus sedikit memalukan tentu saja aku berperan sebagai tokoh utama disini
*prok prok piwiiittt*. Gini yah ceritanyaaa.. Pada jamaann dahuluuuuuuuuuuu...
^ panjangnye uuu atok... *hhaha ketipu deh* cerita yang sebenarnya adalaahh...
Taraaaa......................
Karena akan ada festival music etnik yang akan digelar, sekolahku
gencar-gencarnya untuk mencari para personil yang akan diikut-sertakan dalam
acara tersebut. Dan aku, termasuk menjadi salah satu kandidat yang hanya
menawarkan satu keahlian yaitu meniup dan
memencet *hhaha apa yang ditiup dan apa yang dipencet sih ? maksudnya
bermain pianika =D* minim banget kan ? emang!!
Keesokan harinya, aku mengikuti seleksi diluar jam sekolah
dengan lokasi yang Alhamdulillah masih di...... Sekolah *ga repot kan mesti
jauh-jauh gitu, coz my home is not so far to my school*. Dengan berbekal
seonggok pianika di dalam tas, aku pergi bersama seorang teman yang juga
membawa pianika kesekolah dengan berjalan kaki *kasihan yah, ga ada yang
nganter .. huahaha*.
Betapa terkejutnya kami setelah kami diberitahu bahwa saat
itu sebenarnya adalah seleksi untuk vokalis dan sialnya kami diberitahu setelah
sampai di sekolah *kalau kalian ingat ekspresi menganga Anjeli saat terkejut
mendengar Tina bernyanyi lagu Hindi dalam salah satu adengan di film Kuch Kuch
Hota Hai,, mungkin seperti itulah kami, terutama aku (T.T/), a singer bathroom
have to singing in front of very much audience,. GUBRAKKK*. Telah aku putuskan
untuk pulang pada saat itu, but dengan sedikit rayuan maut dari sang teman, aku
terpaksa tetap stay disana karena ternyata ehh ternyata dia telah berpindah
haluan untuk ikut seleksi itu juga *ga konsisten :p*, tentunya dengan satu
syarat bahwa aku hanya berstatus untuk Menemani *REMEMBER IT!!!*.
Berbeda dari rencana awal, aku yang hanya ingin menonton
malah ditawari untuk tampil terlebih dahulu.. Jelas sekalii hal tersebut akan “AKU
TOLAK MENTAH-MENTAH”. Untung saja, sang coach mengabulkan penolakanku itu.
Oke,, peserta pertama berhasil menembangkan 2 buah lagu. Dan lagi *kaya judul
lagu Lyla gitu*, kembali aku yang di tawari tampil. Beuhhh,, kalo yang ini
jangan ditanya, sudah pasti kembali “AKU TOLAK SETENGAH MATENG (T.T/)” hhaha
Teloorr mata sapi kalee setengah mateng,. =D. Karena tindakanku yang selalu
menonak tawaran sang coach tersebut,, aku diremehkan oleh seorang temanku bahwa
aku tidak bisa bernyanyi. Enak aja dia bilang gitu kalo ga inget ayah sama ibu
dirumah udah aku tonjok tuh orang *hhaha hiperbola sekali-sekali kan ga papa*.
So, dengan BEGO nya aku bilang aja kalo aku berani maju untuk unjuk gigi *plus
gaya yang ga kalah, udah kaya prajurit militer*. Alhasil, gengsi Tingkat Dewa
yang kujunjung itu pun berbuah cempedak *hhaha ga lah, maksudnya berbuah
insiden luar biasa*.
Dag dig dug......... Dag dig dug..............
Dengan modal suara pas-pasan alias standart standart
banggeetttt...... Lagu pertama “Jamilah jamidong” sukses aku lantunkan dengan
merduu *saking merdunya udah kaya kumbang yang lagi ngebolongin papan buat jadi
tempat tinggal =D*. The next song is a traditional song from South Sumatera
“Melati Karangan”. Karena minimnya pengetahuanku tentang lagu itu, tingkat
kesuksesannya pun sungguh miris.. *just 30%, kalo nilai semesteran aja udah di
pastiin bakal ikut ramedial L*.
Ehh.. kalian tau, setelah itu aku malah ditawari untuk lagu
ke 3 *padahal yang lain Cuma sampe 2 lagu*. Bego nya lagi, aku malah mau...
*OMG, I really really like a stupid girl*. Lagu yang kupilih adalah Kerispatih
dengan judul Tertatih *Hayooo.. mampus deh, pemilihan lagu yang kurang tepat
bahkan benar-benar ga tepat L*
Eheemmm..... *nyanyiaann dimulaii.. dag dig dug dag dig dug*
Jujuuurrrrr.... aku tak sanggupp.. aku tak bisaaa...... aku
tak mampuu dan aku tertatiiiiihhh.... semua yang telah kiIIIIIIIIXXXXX
IIIIIIXXXXX.. *Oalah kok jadi gini,, suara yang sunggu-sungguh fals, udah kaya
mic masjid yang lagi rusak, and you know, this’s very very made me fell
emberrased :’(*. Rasanya pengen nangis, pengen lari, pengen pulang, pengen
ngakak, dan satu lagi.. pengen pipis. Semuanya di mix jadi Nano-nano. Apa lagi
disaat semua spesies penghuni ruangan itu tertawa sueeneengg *mereka seneng ^
aku ga*, beuuhh bagaikan hantaman bom Hiroshima dan Nagasaki waktu Perak
Pasifik *pengen teriak ke mereka, kenapa ketawa emang aku pelawak apa ?*.
Tak banyak yang dapat aku lakukan kecuali kembali duduk dan
tersenyuummm tersenyuumm tersenyuummm *senyuman ini bener-bener ga ikhlas,,
suerr deh!! dan satu lagi, senyuman ini beda sama senyuman ketika dapet door
prize satu buah rumah mewah,, benerr benerr ga sama*.
Rumah tak jauh berbeda dengan sekolah, orang tuaku yang aku
harapkan dapat menyabarkanku malah tertawa terbahak-bahak *tau gini mah, maless
nyeritainnya*. Kalian tau apa kata mereka “Kalau itu sih bukan malu-maluin namanya,
wong kamunya aja nyanyi nambah sampe 3x,..” apapun kata mereka itu sama sekali
tidak menghiburku. Dan mungkin ini adalah pengalaman bernyanyi terburuk
sepanjang jaman joko tarub, joko tingkir, joko delek hingga sekarang jaman
jokowi.
Note : Cerita ini bukan untuk membuka aib sendiri atau
sebangsanya, karena ini hanya pengalaman dan bukan aib menurutku. Sampai jumpa
di postinganku berikutnya :D.
Twitter : @oriyukaKY
Facebook : Oktari Yulika
Wassalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
0 komentar:
Posting Komentar