Media
Pembelajaran
Media
dan Pembelajaran Matematika
Disusun Oleh:
Kelompok 2
1. Oktari Yulika (14221072)
2. Purnama Sari (14221075)
3. Rahma Vania Carissa (14221078)
Dosen Pengampu
Liana
Septy, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
Matematika merupakan
salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan
penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, sampai saat ini
masih banyak siswa yang merasa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit,
tidak menyenangkan, bahkan momok yang menakutkan. Hal ini dikarenakan masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soal-soal
matematika.
Untuk menciptakan
proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam
memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan
pembelajarandi sekola masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama
dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan, sehingga hal
tersebut berakibat langsung dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai
oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus menerus terjadi selama guru
matematika masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa
dan mengabaikan peran media pembelajaran.
Harus diakui bahwa
media memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajaran.
Pembelajaran yang menggunakan media yang tepat, akan memberikan hasil yang
optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Semakin
sadar kita akan pentingnya media serta segala sesuatu yang dapat membantu
proses pembelajaran, semakin hari dapat kita rasakan pengelolaan alat bantu
pembelajaran sudah sangat dibutuhkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai
pembawa pesan dan komunikator menuju komunikan.[1]
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran
merupakan sarana pelantara dalam proses pembelajaran.
Pada hakekatnya, proses belajar mengajar adalah proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau ajaran yang
di tuangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik secara verbal (kata-kata dan
tulisan) maupun nonverbal. Proses tersebut dinamakan encoding. Penafsiran
simbol-simbol komunikasi tersebut oleh peserta didik dinamakan decoding.
Berdasarkan hal tersebut, media harus bermanfaat sebagai berikut :
1.
Memperjelas
pesan agar tidak terlalu perbalistis.
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3.
Menimbilkan
gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber
belajar.
4.
Memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan
kinestetiknya.
5.
Memberikan
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang
sama.
6.
Proses
pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru (komunikator),
bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan
pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton
adalah sebagai berikut :
1.
Penyampaian pesan
pembelajaran dapat lebih terstandar.
2.
Pembelajaran
dapat lebih menarik.
3.
Pembelajaran
menjadi lebih interaktif dengan menerafkan teori belajar.
4.
Waktu
pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5.
Kualitan
pembelajaran dapat ditingkatkan.
6.
Proses
pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
7.
Sikaf positif
siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
8.
Peran guru
mengalami perubahan ke arah yang positif.[2]
B.
Fungsi
dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Adapun metode adalah
prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna
mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya
kelebihan media media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses
pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media menurut Gerlech dan Ely adalah
sebagai berikut :
1.
Kemampuan
fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu
obyek atau kejadian.
2.
Kemampuan
manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan
berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan.
3.
Kemampuan
distributif, artinya media mampu menjangkau audiens yang besar jumlahnya dalam
satu kali secara serempak, misalnya siaran TV atau radio.[3]
Selain itu, fungsi media dalam proses pembelajaran antara lain
sebagai berikut :
1.
Menyaksikan
benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
2.
Mengamati benda
atau peristiwa yang sukar
dikunjungi, baik karena jarak
jauh,
berbahaya, maupun terlarang.
3.
Memperoleh
gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati secara
langsung karena ukurannya yang tdak memungkinkan.
4.
Mendengar suara
yang suakar ditangkap dengan telinga secara langsung.
Sedangkan, Sudjana dan
Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu:
1.
Pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2.
Bahan pembelajaran akan lebih jelas
maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai
dan mencapai tujuan pembelajaran.
3.
Metode mengajar akan lebih bervariasii,
tidak semata-mata komunikasi verba melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru
mengajar pada setiap jam mata pelajaran.
4.
Siswa dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga
aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasi, memerankan dan
lain-lain.[4]
C.
Ciri-ciri
Media Pendidikan
Gerlach dan Ely
mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan
dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mapu (atau
kurang efisien) melakukannya.[5]
1.
Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri
ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat
diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio
tape, disket computer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya
(direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat diproduksi dengan
mudah kapan saja diperluka. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman
kejadian atau objek yang
terjadi pada suatu waktu tertentu
ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2.
Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi
suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif.
Kejadian yang memakan berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua
atau tiga menit dan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi
kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik fotografi
tersebut.
3.
Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri
distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan
melaui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah
besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama dengan kejadian itu.
Sekali informasi direkam dan diformat media apa saja, ia dapat konsistensi
informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hamper sama dengan salinya.
D.
Perangkat
dan Klasifikasi Media Pembelajaran
1.
Perangkat media
pembelajaran
Perangkat media adalah material, equipment, hardware, dan sofware.
Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware
berhubungan dengan istilah sofware. Material (bahan media) adalah sesuatu yang
dapat di pakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada audien dengan
menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparasi
untuk perangkat overhead, film, film strip, film slide, gambar, grafik, dan
bahan cetak.[6]
Namun demikian, equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk
memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpanoleh material kepada
audiens.
2.
Klasifikasi
media pembelajaran
Media
pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik jenis media.
Terdapat beberapa model klasifikasi, antara lain
sebagai
berikut :
Menurut
Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, dan sederhana. Schraam juga
mengelompokan media menurut daya lipatan, yaitu liputan luas dan serentak
seperti tv, radio, faksmile.[7]
Menurut
Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, benda untuk
didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar bergerak, film
bersuara, dan mesin belajar.[8]
Menurut
Allem, terdapat sembilan kelompok media, yaitu : visual diam, film, televisi,
objek tiga dimensi, rekaman, pelajaran teprogram, demonstrasi, buku teks, dan
sajian lisan.[9]
Menurut
Gerlach dan Ely media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan
kelompok, yaitu benda sebenarnya, persentasi verbal, persentasi gravis, gambar
diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.[10]
Menurut
Ibrahim, media dikelompokkan bedasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan
petlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi;
media tanpa proyeksi tiga dimensi; audio; proyeksi; televisi; video; dan
komputer.[11]
E.
Karakteristik Media Pembelajaran
1.
Karakteristik
Media Pembelajaran Dua Dimensi
Media dua
dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran
panjang dan lebar yang berada pada suatu bidang datar. Menurut Daryanto ada
beberapa media yang termasuk karakteristik media pembelajaran dua dimensi.[12] Antara
lain sebagai berikut :
a. Media
grafis
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual
yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan atau
simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengihktisarkan, menggambarkan, dan
merangkaum suatu ide data atau kejadian. Fungsi umum media grafis adalah untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Kelebihan yang dimiliki media grafis adalah
bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh dapat menyampaikan
rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpamemerlukan
peralatan khusus dan mudah penempatan sedikit memerlukan informasi tambahan,
dapat membandingkan suatu perubahan, dapat divariasi antara media satu dan yang
lainnya.
Unsur-unsur media
grafis sering disebut
sebagai unsur-unsur visual,
terdiri
dari: titik, garis, bidang, bentuk, ruang warna, dan tekstur. Adapun
jenis-jenis media gravis meliputi: sketsa
adalah gambar sederhana; gambar adalah
bahasa bentuk atau rupa yang umum; grafik
adalah pemakaian lambang visual untuk menjelaskan suatu perkembangan suatu
keadaan; bagan merupakan
penyajian ide-ide atau konsep-konsep secara visual yang sulit jika hanya
disampaikan secara tertulis atau lisan; poster
merupakan perpaduan antara gambar dan tulisan untuk menyampaikan informasi,
saran, seruan, peringatan, atau ide-ide lain; kartoon dan karikatur adalah gambaran tentang seseorang, suatu
buah pikiran atau keadaan dapat dituangkan dalam bentuk lukisan yang lucu; peta datar adalah penyajian visual
yang merupakan gambaran datar dari permukaan bumi.
b. Media
Bentuk Papan
Media bentuk
papan antara lain papan tempel, papan flanet dan papan magnet. Papan tempel
adalah sebilan papan yang fungsinya sebagai tempat untuk menempelkan pesan dan
suatu tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian
aktivitas penting suatu sekolah. Keuntungan menggunakan papan tempel adalah
dapat menarik perhatian, memperluas pengertian anak, mendorong kreativitas,
menghemat waktu, membangkitkan rasa keindahan, dan memupuk rasa tanggung jawab.
c. Media
Cetak
Secara historis,
istilah media cetak muncul setelah
ditemukannya alat
pencetak oleh Johan Gutenberg pada
tahun 1456. Jenis-jeni media cetak adalah sebagai berikut :
1) Buku
pelajar sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan
cetakan secara logis dan sistematis
tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu.
2) Surat
kabar dan majalah adalah media komunikasi massa dalam bentuk cetak tidak perlu
diragukan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap masyarakat pembaca pada
umumnya.
3) Ensiklopedi
ataupun kamus besar yang memuat barbagai peristilahan ilmu pengatahuan terbaru
akan menjadi sumber belajar yang cukup penting bagi siswa.
4) Buku
suplemen dapat berpungsi sebagai bahan pengayaan bagi anak, baik baik yang
berhubungan dengan pelajaran maupun yang
tidak.
5) Pengajaran
berprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak
yang memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan belajar sertah memperolah hasil sesuai dengan kemampuannya juga.
2.
Karakteristik Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Media
tiga dimensi ialah sekelompok media
tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Moedjiono
mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebiahan,
diantaranya memberikan pengalaman secara langsung, menyajikan secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat
menunjukan obyek secarah utuh, dapat menunjukkan alur suatu proses secara
jelas.[13]
Namun demikian, kelemahan-kelemahan adalah tidak bisa menjangkau sasaran dalam
jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar, dan perawatannya
rumit.
a.
Belajar benda
sebenarnya melalui widya wisata
Widia
wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksakan melalui kunjingan ke suatu
tempat diluar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis
dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
b.
Belajar benda
sebenarnya melalui specimen
Specimen
adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh.
Contoh benda specimen yang masih hidup adalah akuarium, kebun binatang, kebun
percobaan. Dan contoh benda speciem yang sudah mati adalah herbarium,
teksidermi, awetan dalam botol, dan awetan dalam cairan plastik.
c.
Belajar melalui
media tiruan (model)
1)
Peta timbul,
adalah peta yang dapat menunjukkan tinggi
rendahnya
permukaan bumi.
2)
Globel (model
perbandingan), adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil.
F.
Pemilihan Media
Pembelajaran
Sudirman N. mengemukakan beberapa prinsip
pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori.[14]
Antara lain sebagai berikut :
1.
Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus
berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu
untuk pembelajaran, untuk informasi umum ataukah hanya sekedar mengisi waktu
kosong. Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau individu
atauk untuk sasaran tertentu.
2.
Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses
membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Dalam menggunakan media
hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu aar penggunaan media tersebut
dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Sudjana antara lain
:
a. Menentukan
jenis media dengan tepat.
b. Menetapkan
atau memperhitungkan subjek dengan tepat.
c. Menyajikan
media dengan tepat.
d. Menempatkan
atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang
tepat.[15]
Keempat
prinsip ini hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu ia menggunakan media
pengajaran.
3.
Kriteria Pemilihan Media
Kriteria
utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan tujuan pembelajaran. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media ini, diantaranya :
a. Dukungan
terhadap isi bahan pelajaran.
b. Kemudahan
dalam memperoleh medi yang akan digunakan.
c. Keterampilan
guru dalam menggunakannya.
d. Tersedia
waktu untuk menggunakannya.
e. Sesuai
dengan taraf berpikir siswa.
G.
Hakikat
Pembelajaran Matematika
Pada umumnya guru mengajarkan matematika
dengan menerangkan konsep dalam operasi matematika, memberi contoh mengerjakan
soal serta meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang
sudah diterangkan guru.
Konsep-konsep dalam matematika itu abstrak,
sedangkan pada umumnya siswa berpikir dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal
yang abstrak, maka salah satu jembatannya agar siswa mampu berpikir abstrak
tentang matematika adalah dengan menggunakan media pembelajaran dan alat peraga.[16]
Dengan adanya media pembelajaran dan alat
peraga siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan senang dan
gembira sehingga minatnya dalam memelajari matematika semakin besar. Siswa akan
tertarik, terangsang dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
Kesulitan matematika harus diatasi sedini
mungkin, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah karena pada setiap jenjang
pendidikan, matematika selalu diperlukan termasuk dalam kehidupan sehari-hari.
H.
Pentingnya
Media dalam Pembelajaran Matematika
Matematika
merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan dibanding disiplin ilmu
lainnya yang harus memperhatikan hakikat matematika dan kemampua siswa dalam
belajar. Tanpa memperhatikan faktor itu tujuan kegiatan belajar tidak akan
berhasil.
Seorang
dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku itu dapat diamati dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama
disertai usaha yang dilakukan sehingga orang tersebut dari yang tidak mampu
mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakan.[17]
Dalam
proses belajar matematika, prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih,
sehingga sewaktu mempelajari matematika dapat berlangsung dengan lancar.
Media
sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk
peningkatan kualitas pendidikan matematika. Media pendidikan dapat dipergunakan
untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pendidikan.
Dengan
menggunakan media, konsep dan simbol matemtika yang tadinya bersifat abstrak
menjadi konkret. Sehingga kita dapat memberikan pengenalan konsep dan simbol
matematika sejak dini, disesuaikan dengan taraf berpikir anaknya.
I.
Faktor-faktor
yang Menyebabkan Guru Tidak Menggunakan Media Pembelajaran
Menurut Thomas
Wibowo masalah yang sering ditemui dilapangan atau disekolah, mengapa saat ini
masih ada guru yang enggan menggunakan media dalam mengajar, terdapat
sekurang-kurangnya tujuh alasan guru tidak menggunakan media pembelajaran,
yaitu :
1. Menggunakan
media itu repot.
2. Media
itu canggih dan mahal
3. Tidak
bisa.
4. Media
itu hiburan sedangkan belajar itu serius.
5. Tidak
tersedia.
6. Kebiasaan
menikmati ceramah (berbicara).
7. Kurangnya
penghargaan dari atasan.[18]
BAB III
PENUTUP
Dari uraian yang telah
dibahas, dapat kita simpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran
adalah segala usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar.
Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan
belajar. Manfaat media pembelajaran tersebut adalah penyampaian materi pembelajaran
dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana
saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar serta mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
Dengan menyadari hakikat
matematika yang abstrak, sedangkan matematika tersebut harus kita sampaikan kepada
semua kalangan siswa, termasuk di dalamnya siswa yang taraf berfikirnya masih konkret,
media pembelajaran merupakan suatu cara guna mengubah hakikat matematika yang
bersifat abstrak menjadi konkret. Dengan demikian matematika dapat diberikan kepada
semua tingkatan siswa.
Pada akhirnya,
pembelajaran matematika dengan menggunakan media atau alat peraga tersebut dapat
terlaksana atau tidak, tergantung dari kemauan, kemampuan, gurunya serta dukungan
sarana penunjang untuk terciptanya pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak
dan hakikat materi yang diajarkan.
Daftar
Pustaka
Arsyad,
Azhar. 2011. Media Pembelajaran.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Daryanto.
2011. Media Pembelajaran. Bandung :
PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera
Sundayana,
Rostina. 2015. Media dan Alat Peraga
dalam Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta.
[1] Daryanto,
Media Pembelajaran, (Bandung : PT
Sarana Tutoril Nurani Sejahtera, 2011), hlm.4.
[2] Ibid., hlm.5.
[4] Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.24.
[6] Daryanto,
Op.Cit., hlm.15.
[7] Ibid., hlm.16.
[8] Ibid., hlm.16.
[9] Ibid., hlm.16.
[10] Ibid., hlm.17.
[11] Ibid., hlm.17.
[13] Ibid., hlm.27.
[14] Rostina
Sundayana,
Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika, (Bandung : Alfabeta, 2015), hlm.15.
[15] Ibid., hlm.16.
[17] Ibid., hlm.28.
[18] Ibid., hlm.30.
0 komentar:
Posting Komentar