300x250 AD TOP

OKTARI YULIKA. Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
PALEMBANG, SUMATRA SELATAN, Indonesia
Nama lengkap : Oktari Yulika Nama Panjang : Oktariiiiiiiii yulikaaaaa (haha :D) Calon Imam (Amin) yang akan berjuang bersama menuju kesuksesan : Perry Agung Saputra Hal-hal yang ingin di capai : Ingin bergentayangan di dunia maya tanpa biaya akomodasi internet "seumur hidup" (woiii siapa yang kagak mau tuh haha), sama ingin punya duit dengan angka nol sebanyak 18 digit berjejer rapi (kayak paskiraka gituu :D) dibelakang angka 1 haha biar bisa beli tiket ke surga untuk semuuuaa orang ,, (tapii semuaa berubah saat negara api menyerang ),. Hal-hal yang tidak disukai : menunggu... dari jaman joko tingkir, joko tarub, joko golog, sampe sekarang jaman jokowi.. Yang namanya nunggu itu emang bener-bener gak menyenangkan,. apa lagi menunggu sesuatu yang tak pastii (huuhh gak bangeet deh :p, tpi kok aneh nya banyak orang yang ngelakuin hal itu, bahkan aku sendiri pun mengakui pernah melakukannya,, Dan Catat : LEBIH dari sekali,... BEGOO!!!)

Salah satu naskah drama sewaktu masa SMA

Cinderella Sendal Jepit :D

Assalammualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Haiiii Teman-teman di manapun anda berada *baik dunia maupun akherat hehe*.. Kembali lagi di po...

Followers

Labels

Translate

Blogger news

Selasa, 12 Juli 2016

Tagged under:

Pengertian, Fungsi, Ciri-Ciri Media Pembelajaran Matematika

Media Pembelajaran
Media dan Pembelajaran Matematika


 

Disusun Oleh:
Kelompok 2

1. Oktari Yulika                    (14221072)
2. Purnama Sari                    (14221075)
3. Rahma Vania Carissa       (14221078)



Dosen Pengampu
Liana Septy, M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
2016
BAB I

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, sampai saat ini masih banyak siswa yang merasa matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan, bahkan momok yang menakutkan. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika.
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran. Khususnya bagi guru matematika dalam pelaksanaan pembelajarandi sekola masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan, sehingga hal tersebut berakibat langsung dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Kondisi semacam ini akan terus menerus terjadi selama guru matematika masih menganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi siswa dan mengabaikan peran media pembelajaran.
Harus diakui bahwa media memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan media yang tepat, akan memberikan hasil yang optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Semakin sadar kita akan pentingnya media serta segala sesuatu yang dapat membantu proses pembelajaran, semakin hari dapat kita rasakan pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan.







BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dan komunikator menuju komunikan.[1] Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana pelantara dalam proses pembelajaran.
Pada hakekatnya, proses belajar mengajar adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau ajaran yang di tuangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik secara verbal (kata-kata dan tulisan) maupun nonverbal. Proses tersebut dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh peserta didik dinamakan decoding.
Berdasarkan hal tersebut, media harus bermanfaat sebagai berikut :
1.        Memperjelas pesan agar tidak terlalu perbalistis.
2.        Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.
3.        Menimbilkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan sumber belajar.
4.        Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
5.        Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
6.        Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton adalah sebagai berikut :
1.        Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
2.        Pembelajaran dapat lebih menarik.
3.        Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerafkan teori belajar.
4.        Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5.        Kualitan pembelajaran dapat ditingkatkan.
6.        Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
7.        Sikaf positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.
8.        Peran guru mengalami perubahan ke arah yang positif.[2]

B.       Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Adapun metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media menurut Gerlech dan Ely adalah sebagai berikut :
1.        Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian.
2.        Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan.
3.        Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audiens yang besar jumlahnya dalam satu kali secara serempak, misalnya siaran TV atau radio.[3]
Selain itu, fungsi media dalam proses pembelajaran antara lain sebagai berikut :
1.        Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau.
2.        Mengamati benda atau  peristiwa  yang  sukar  dikunjungi,  baik  karena jarak
jauh, berbahaya, maupun terlarang.
3.        Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tdak memungkinkan.
4.        Mendengar suara yang suakar ditangkap dengan telinga secara langsung.
Sedangkan, Sudjana dan Rivai mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
1.        Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2.        Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3.        Metode mengajar akan lebih bervariasii, tidak semata-mata komunikasi verba melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosen dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setiap jam mata pelajaran.
4.        Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasi, memerankan dan lain-lain.[4]

C.      Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach dan Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mapu (atau kurang efisien) melakukannya.[5]
1.        Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket computer, dan film. Suatu objek yang telah diambil gambarnya (direkam) dengan kamera atau video kamera dengan mudah dapat diproduksi dengan mudah kapan saja diperluka. Dengan ciri fiksatif  ini, media  memungkinkan  suatu  rekaman  kejadian atau objek yang
terjadi pada suatu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.
2.        Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik fotografi tersebut.
3.        Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melaui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama dengan kejadian itu. Sekali informasi direkam dan diformat media apa saja, ia dapat konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hamper sama dengan salinya.

D.      Perangkat dan Klasifikasi Media Pembelajaran
1.    Perangkat media pembelajaran
Perangkat media adalah material, equipment, hardware, dan sofware. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah sofware. Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat di pakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada audien dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparasi untuk perangkat overhead, film, film strip, film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak.[6] Namun demikian, equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpanoleh material kepada audiens.
2.    Klasifikasi media pembelajaran
Media pembelajaran diklasifikasi berdasarkan tujuan pemakaian dan karakteristik  jenis  media. Terdapat beberapa model klasifikasi, antara lain
sebagai berikut :
Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, dan sederhana. Schraam juga mengelompokan media menurut daya lipatan, yaitu liputan luas dan serentak seperti tv, radio, faksmile.[7]
Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar.[8]
Menurut Allem, terdapat sembilan kelompok media, yaitu : visual diam, film, televisi, objek tiga dimensi, rekaman, pelajaran teprogram, demonstrasi, buku teks, dan sajian lisan.[9]
Menurut Gerlach dan Ely media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, persentasi verbal, persentasi gravis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara, pengajaran terprogram, dan simulasi.[10]
Menurut Ibrahim, media dikelompokkan bedasarkan ukuran dan kompleks tidaknya alat dan petlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; audio; proyeksi; televisi; video; dan komputer.[11]

E.       Karakteristik Media Pembelajaran
1.    Karakteristik Media Pembelajaran Dua Dimensi
Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada suatu bidang datar. Menurut Daryanto ada beberapa media yang termasuk karakteristik media pembelajaran dua dimensi.[12] Antara lain sebagai berikut :
a.    Media grafis
Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan-tulisan atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengihktisarkan, menggambarkan, dan merangkaum suatu ide data atau kejadian. Fungsi umum media grafis adalah untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Kelebihan yang dimiliki media grafis adalah bentuknya sederhana, ekonomis, bahan mudah diperoleh dapat menyampaikan rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpamemerlukan peralatan khusus dan mudah penempatan sedikit memerlukan informasi tambahan, dapat membandingkan suatu perubahan, dapat divariasi antara media satu dan yang lainnya.
Unsur-unsur  media  grafis  sering  disebut sebagai  unsur-unsur  visual,
terdiri dari: titik, garis, bidang, bentuk, ruang warna, dan tekstur. Adapun jenis-jenis media gravis meliputi: sketsa adalah gambar sederhana; gambar adalah bahasa bentuk atau rupa yang umum; grafik adalah pemakaian lambang visual untuk menjelaskan suatu perkembangan suatu keadaan; bagan merupakan penyajian ide-ide atau konsep-konsep secara visual yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan; poster merupakan perpaduan antara gambar dan tulisan untuk menyampaikan informasi, saran, seruan, peringatan, atau ide-ide lain; kartoon dan karikatur adalah gambaran tentang seseorang, suatu buah pikiran atau keadaan dapat dituangkan dalam bentuk lukisan yang lucu; peta datar adalah penyajian visual yang merupakan gambaran datar dari permukaan bumi.
b.    Media Bentuk Papan
Media bentuk papan antara lain papan tempel, papan flanet dan papan magnet. Papan tempel adalah sebilan papan yang fungsinya sebagai tempat untuk menempelkan pesan dan suatu tempat untuk menyelenggarakan suatu display yang merupakan bagian aktivitas penting suatu sekolah. Keuntungan menggunakan papan tempel adalah dapat menarik perhatian, memperluas pengertian anak, mendorong kreativitas, menghemat waktu, membangkitkan rasa keindahan, dan memupuk rasa tanggung jawab.
c.    Media Cetak
Secara historis, istilah media cetak  muncul  setelah  ditemukannya  alat
pencetak oleh Johan Gutenberg pada tahun 1456. Jenis-jeni media cetak adalah sebagai berikut :
1)   Buku pelajar sering disebut buku teks adalah suatu penyajian dalam bentuk bahan cetakan  secara logis dan sistematis tentang suatu cabang ilmu pengetahuan atau bidang studi tertentu.
2)   Surat kabar dan majalah adalah media komunikasi massa dalam bentuk cetak tidak perlu diragukan lagi peranan dan pengaruhnya terhadap masyarakat pembaca pada umumnya.
3)   Ensiklopedi ataupun kamus besar yang memuat barbagai peristilahan ilmu pengatahuan terbaru akan menjadi sumber belajar yang cukup penting bagi siswa.
4)   Buku suplemen dapat berpungsi sebagai bahan pengayaan bagi anak, baik baik yang berhubungan dengan pelajaran maupun yang  tidak.
5)   Pengajaran berprogram adalah salah satu sistem penyampaian pengajaran dengan media cetak yang memungkinkan siswa belajar secara individual sesuai dengan kemampuan dan kesempatan belajar sertah memperolah hasil sesuai dengan kemampuannya juga.
2.    Karakteristik Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Media tiga dimensi  ialah sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Moedjiono mengatakan bahwa media sederhana tiga dimensi memiliki kelebihan-kelebiahan, diantaranya memberikan pengalaman secara langsung, menyajikan secara  kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukan obyek secarah utuh, dapat menunjukkan alur suatu proses secara jelas.[13] Namun demikian, kelemahan-kelemahan adalah tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang yang besar, dan perawatannya rumit.
a.    Belajar benda sebenarnya melalui widya wisata
Widia wisata adalah kegiatan belajar yang dilaksakan melalui kunjingan ke suatu tempat diluar kelas sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
b.    Belajar benda sebenarnya melalui specimen
Specimen adalah benda-benda asli atau sebagian benda asli yang digunakan sebagai contoh. Contoh benda specimen yang masih hidup adalah akuarium, kebun binatang, kebun percobaan. Dan contoh benda speciem yang sudah mati adalah herbarium, teksidermi, awetan dalam botol, dan awetan dalam cairan plastik.
c.    Belajar melalui media tiruan (model)
1)   Peta timbul, adalah peta yang dapat menunjukkan  tinggi   rendahnya
permukaan bumi.
2)   Globel (model perbandingan), adalah benda tiruan dari bentuk bumi yang diperkecil.

F.       Pemilihan Media Pembelajaran
Sudirman N. mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pengajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori.[14] Antara lain sebagai berikut :
1.        Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Apakah pemilihan media itu untuk pembelajaran, untuk informasi umum ataukah hanya sekedar mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi, apakah untuk pengajaran kelompok atau individu atauk untuk sasaran tertentu.
2.        Alternatif Pilihan
Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Dalam menggunakan media hendaknya guru memperhatikan sejumlah prinsip tertentu aar penggunaan media tersebut dapat mencapai hasil yang baik. Prinsip-prinsip itu menurut Sudjana antara lain :
a.    Menentukan jenis media dengan tepat.
b.    Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat.
c.    Menyajikan media dengan tepat.
d.   Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang
tepat.[15]
Keempat prinsip ini hendaknya diperhatikan oleh guru pada waktu ia menggunakan media pengajaran.
3.        Kriteria Pemilihan Media
Kriteria utama dalam pemilihan media pembelajaran adalah ketepatan tujuan pembelajaran. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media ini, diantaranya :
a.    Dukungan terhadap isi bahan pelajaran.
b.    Kemudahan dalam memperoleh medi yang akan digunakan.
c.    Keterampilan guru dalam menggunakannya.
d.   Tersedia waktu untuk menggunakannya.
e.    Sesuai dengan taraf berpikir siswa.

G.      Hakikat Pembelajaran Matematika
Pada umumnya guru mengajarkan matematika dengan menerangkan konsep dalam operasi matematika, memberi contoh mengerjakan soal serta meminta siswa untuk mengerjakan soal yang sejenis dengan soal yang sudah diterangkan guru.
Konsep-konsep dalam matematika itu abstrak, sedangkan pada umumnya siswa berpikir dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, maka salah satu jembatannya agar siswa mampu berpikir abstrak tentang matematika adalah dengan menggunakan media pembelajaran dan alat peraga.[16]
Dengan adanya media pembelajaran dan alat peraga siswa akan lebih banyak mengikuti pelajaran matematika dengan senang dan gembira sehingga minatnya dalam memelajari matematika semakin besar. Siswa akan tertarik, terangsang dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika.
Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah karena pada setiap jenjang pendidikan, matematika selalu diperlukan termasuk dalam kehidupan sehari-hari.


H.      Pentingnya Media dalam Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang mempunyai kekhususan dibanding disiplin ilmu lainnya yang harus memperhatikan hakikat matematika dan kemampua siswa dalam belajar. Tanpa memperhatikan faktor itu tujuan kegiatan belajar tidak akan berhasil.
Seorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu dapat diamati dan berlangsung dalam waktu yang relatif lama disertai usaha yang dilakukan sehingga orang tersebut dari yang tidak mampu mengerjakan sesuatu menjadi mampu mengerjakan.[17]
Dalam proses belajar matematika, prinsip belajar harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu mempelajari matematika dapat berlangsung dengan lancar.
Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan, termasuk untuk peningkatan kualitas pendidikan matematika. Media pendidikan dapat dipergunakan untuk membangun pemahaman dan penguasaan objek pendidikan.
Dengan menggunakan media, konsep dan simbol matemtika yang tadinya bersifat abstrak menjadi konkret. Sehingga kita dapat memberikan pengenalan konsep dan simbol matematika sejak dini, disesuaikan dengan taraf berpikir anaknya.

I.         Faktor-faktor yang Menyebabkan Guru Tidak Menggunakan Media Pembelajaran
Menurut Thomas Wibowo masalah yang sering ditemui dilapangan atau disekolah, mengapa saat ini masih ada guru yang enggan menggunakan media dalam mengajar, terdapat sekurang-kurangnya tujuh alasan guru tidak menggunakan media pembelajaran, yaitu :
1.    Menggunakan media itu repot.
2.    Media itu canggih dan mahal
3.    Tidak bisa.
4.    Media itu hiburan sedangkan belajar itu serius.
5.    Tidak tersedia.
6.    Kebiasaan menikmati ceramah (berbicara).
7.    Kurangnya penghargaan dari atasan.[18]




























BAB III
PENUTUP

Dari uraian yang telah dibahas, dapat kita simpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Sedangkan pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi dari guru ke siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dan pada akhirnya dapat menjadikan siswa melakukan kegiatan belajar. Manfaat media pembelajaran tersebut adalah penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta mengubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
Dengan menyadari hakikat matematika yang abstrak, sedangkan matematika tersebut harus kita sampaikan kepada semua kalangan siswa, termasuk di dalamnya siswa yang taraf berfikirnya masih konkret, media pembelajaran merupakan suatu cara guna mengubah hakikat matematika yang bersifat abstrak menjadi konkret. Dengan demikian matematika dapat diberikan kepada semua tingkatan siswa.
Pada akhirnya, pembelajaran matematika dengan menggunakan media atau alat peraga tersebut dapat terlaksana atau tidak, tergantung dari kemauan, kemampuan, gurunya serta dukungan sarana penunjang untuk terciptanya pembelajaran yang sesuai dengan kondisi anak dan hakikat materi yang diajarkan.






Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung : PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Sundayana, Rostina. 2015. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta.






[1] Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung : PT Sarana Tutoril Nurani Sejahtera, 2011), hlm.4.
[2] Ibid., hlm.5.
[3] Ibid., hlm.7.

[4] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm.24.
[5] Ibid., hlm.12.
[6] Daryanto, Op.Cit., hlm.15.
[7]     Ibid., hlm.16.
[8]     Ibid., hlm.16.
[9]     Ibid., hlm.16.
[10]    Ibid., hlm.17.
[11]    Ibid., hlm.17.
[12]    Ibid., hlm.17.
[13]    Ibid., hlm.27.
[14] Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika, (Bandung : Alfabeta, 2015), hlm.15.

[15]    Ibid., hlm.16.
[16]    Ibid., hlm.25.
[17]    Ibid., hlm.28.
[18]    Ibid., hlm.30.

0 komentar:

Posting Komentar